Sunday, September 13, 2009

PROFESORKU

Terbelalak mataku melihat kemampuanmu
Bagai melihat emas berharga yang tak berwujud di hadapanku
Seperti memandang dewa ilmu
Aku ingin menjadi dirimu
Tapi itu dulu

Entah berapa kali aku melihatmu
Dengan pongah meninggalkan mahasiswa di kelasmu
Demi menjawab panggilan dari pejabat-pejabat korup itu

Membiarkan kami terpesona akan hasil pemikiranmu
Terlena akan uraianmu
Sementara feodalisme yang kaukutuk itu
Kaupelihara di kampusku

Memaksa kami secara halus untuk percaya padamu
Tidak memiliki pilihan selain mengikuti maumu
Tidak menerima proses kreatif yang berbeda darimu
Tidak bertoleransi akan darah muda mahasiswamu
Demi, demi, demi, demi nilai A darimu

Entah apa hasil belajarmu
Di luar negeri itu
Di kampus terkenal yang katanya meluluskan putra terbaik bagi negeriku
Yang diimpi-impikan untuk dimasuki teman-temanku
Buku-buku tebal itu
Tidak memunculkan kemanusiaanmu

Contohnya presidenku
Contohnya dosenku
Contohnya d......nku (tidak dicantumkan demi kepentinganmu)

Dan kau, profesorku
Tidak lebih baik dari tukang korup itu

NB :
Banyak orang pintar, tetapi sedikit orang bijaksana.
Dan negeri ini krisis orang bijaksana.

Depok, 5 September 2000, 21.36 bbwi

No comments:

Post a Comment