Sunday, September 16, 2012

TANPA HENTI

Jika kaupadamkan cahaya kehangatan jiwa Akan kusiapkan lilin yang menghangatkan Tanpa lelah Tanpa henti Bila kaurobek-robek bendera perdamaian Dengan sabar akan kusatukan dan kujahit Sehelai demi helai Tanpa lelah Tanpa henti Walaupun kausembur api kebencian Aku akan selalu menyiapkan segentong air Untuk memadamkannya Setetes demi tetes pun Tanpa lelah Tanpa henti Karena aku percaya, cinta tidak pernah gagal Dan cahaya keabadian dari Yang Maha Kuasa Jauh lebih kuat dari semua kebencian Dan kegelapan Dan kemarahan Selangkah demi selangkah Setetes demi setetes Sesaat demi sesaat Tanpa lelah Tanpa henti Sampai akhir nanti... Depok, 14 September 2012, 00:08 WIB

Wednesday, September 12, 2012

Menunggu jawaban

Tuhan, aku boleh 'kan meminta jawaban yang jelas dan gamblang? Bagaimana caranya aku mengajarkan sesuatu yang tidak aku percayai lagi? Aku tak percaya pendekatan ekonomi yang memperlakukan manusia sebagai obyek, tetapi aku harus mengajarkannya di ruang kelas.. Barangkali hal ini yang sudah menggerogotiku selama beberapa tahun terakhir... Dengan senang hati aku mengajarkan mengenai bagaimana meneliti, berpikir kritis, konsistensi dalam menggunakan konsep, definisi, dan tahu apa yang diukur.. Tetapi aku kesulitan mengajarkan teori yang tidak lengkap, yang hanya melihat sistem dari satu sisi, yang hanya melihat perilaku manusia dari satu cara pandang, dan yang hanya menekankan satu variabel penting dalam hidup... Tolong aku, Tuhan, mungkin itu masalah sebenarnya.. Tolong aku untuk menemukan jawaban, apakah ini untuk aku atau bukan.. Jika memang ini yang harus kutempuh, ajarkan aku kesabaran... Tetapi jika aku harus berhenti, bantu aku mengambil keputusan... Depok, 12 Sept 2012, 14:52 WIB Luciana