Friday, January 29, 2016

Bola Mata

Rasanya aneh bahwa blogku ini namanya 'bola mata', ketika malam ini aku diingatkan kembali akan pentingnya bola mata. Sejak kecil, tanpa sadar kita menempatkan segala macam tujuan di dunia ini lebih tinggi daripada tubuh kita, termasuk bola mata, hingga pada suatu saat tubuh kita memberikan tanda bahwa ia sudah terlampau lelah bekerja. Belum lagi, kita juga sering lebih mementingkan benda-benda daripada tubuh kita sendiri. Mobil kita rawat, rumah kita bersihkan, piring kita cuci, tetapi kita cenderung mengabaikan rumah pertama kita, benda yang terdekat dengan kita, yaitu tubuh.
Pada usia tertentu barulah biasanya kita sadar, dipaksa sadar maupun tidak, bahwa tubuh kita lebih penting daripada semua itu. Mobil bisa ditukar, rumah bisa direnovasi, piring pecah bisa diganti. Tubuh kita sebaliknya, cuma satu, dan entah kenapa kita diajar untuk percaya bahwa mengorbankan tubuh adalah mulia demi tujuan yang besar, demi meraih impian.
Malam ini aku sendirian, mengakrabkan diri dengan tubuhku, bercakap-cakap dengan bola mataku. Aku katakan dengan jujur, bahwa aku telah memperbudaknya hampir seumur hidupku. Aku lupa betapa ia telah memberikan kenangan-kenangan indah yang tergambar di dalam kepalaku: Wajah keluargaku, sahabatku, dan cintaku. Betapa ia telah menyuguhkan matahari terbit dan tenggelam, pantai putih, langit biru, beningnya air, hijaunya pegunungan, dan berbagai rupa karya alam maupun manusia. Ia telah menunjukkan indahnya senyuman yang tulus, dan rupawannya seseorang yang penuh cinta. Untuk itu, tiada yang bisa kukatakan selain...


Maafkan aku, Bola Mata...Terima kasih untuk segalanya...


Groningen, 28 Januari 2016, 21:19 CET

No comments:

Post a Comment