Monday, August 24, 2009

Tari Pendet pun diambil?

Koreksi: Nyawa orang Indonesia pun diambil?

Di media akhir-akhir ini banyak protes dilayangkan dan kemarahan pun muncul karena Tari Pendet dari Bali pun diklaim oleh Malaysia setelah Batik dan lagu Rasa Sayange. Hal itu tidak saya permasalahkan, malah saya dukung. Tetapi menurut saya, lagi-lagi kita selalu kehilangan substansi masalah di sini. Selama bangsa kita tidak kita pandang sebagai bangsa yang punya harga diri, maka masalah ini akan terus terulang, sampai kapan pun.

Mengapa?

Selama bangsa kita sendiri tidak marah dan protes keras dan pemerintah kita tidak tegas melindungi warga bangsa kita, yaitu TKI dan TKW yang mati karena disiksa dan diperlakukan semena-mena oleh warga negara lain termasuk di Malaysia, pembajakan budaya pun akan dengan mudah terus-menerus terjadi.

Coba lihat sikap kita. Berulang-ulang berita mengenai TKI atau TKW yang meninggal atau disiksa di negara-negara lain, termasuk Malaysia. Tetapi ternyata nyawa dan kehidupan bangsa sendiri saja sudah tidak kita anggap berharga lagi, kecuali dia Manohara atau mahasiswa yang punya suara. Terlepas dari baik buruk pemerintahannya, Presiden Filipina Arroyo, datang sendiri ke Kuwait untuk mencegah hukuman mati Ranario yang sudah terbukti bersalah dan juga menemui pemimpin beberapa negara-negara Timur Tengah untuk menyelamatkan pekerja Filipina yang kena hukuman mati!

(Beritanya bisa juga dilihat di death penalty archive)

Berulang-ulang warga bangsa kita yang tidak bersalah mati karena tindakan semena-mena, siapa yang membela? Pantaslah saya sering dengar orang Filipina sering memandang bangsa kita lebih rendah!

Jangan heran Malaysia menganggap kita sebelah mata, karena memang bangsa kita yang di sana pun kita biarkan diperlakukan seenaknya! Nyawa pun tidak berharga, apalagi Tarian, Lagu, dan Pakaian?

Jadi kalau mau protes, kampanye, berjuang, mengenai Rasa Sayange, Batik, Tari Pendet, mulai dari substansinya: Buat bangsa kita mampu menegakkan kepala sebagai manusia yang berharga diri, mulai dari para TKI dan TKW kita, yang dianggap memiliki kelas sosial ekonomi paling rendah. Dengan begitu tidak ada lagi yang menganggap ‘tidak apa-apa’ menyerobot budaya Indonesia karena nyawa bangsa Indonesia satu-dua melayang pun dianggap ‘tidak apa-apa’oleh bangsa kita sendiri!

Arahkanlah mata kita kepada hal yang menjadi AKAR utama masalah! Jadi mulai dengan isu ini: “‘Nyawa’ bangsa Indonesia pun diambil? Tak heran jika Tari Pendet pun diambil!”

Cikarang, 24 Agustus 2009, 12:22 WIB

YANG SELALU PROTES MENGENAI PERLAKUAN SEMENA-MENA TERHADAP TKW DAN TKI KITA WALAUPUN ISU TERSEBUT (BACA: HARGA DIRI BANGSA) TIDAK DIANGGAP BANYAK ORANG SEBAGAI HAL YANG PALING ESENSIAL...(BACA: DIBANDING PERTUMBUHAN EKONOMI...)

SEDIH DEH GUE....

No comments:

Post a Comment