*Tulisan ini pernah diterbitkan di Mading BO Economica dan di Warta Demografi, majalah dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Mengapa manusia lahir—Seperti suratan takdir?
Berkembang—Tumbuh di antara alang-alang
Berjuang—Hidup di tengah perang
Dewasa—Besar dan merekah
Mati—Layu dan terkulai?
Menapakkan kaki—dari satu gerbang ke gerbang lain,
Seperti: Merah Putih, Biru Putih, Abu-abu Putih, berbagai macam Putih,
sampai Kain Kafan Putih
Seperti kau: di Gerbang FEUI
Fess Warren dan Kieso? Atau
Lipsey dan Pyndick?
Atau setelah kaupakai togamu
Kau terbang pergi: ke Gerbang George Washington University
Mengikuti kuliah undergraduate, mengejar ketertingggalanmu
Sampai saat ketika kausandang Gelar Tertinggi Kaum Akademisi?
Dan aku mengenalmu
Di kelas persegi empat
Memberi kuliah dengan tegas, lugas, dan cermat
Dan ketika pulang dari luar negeri, kaubagikan kami coklat,
Aku ingat,
Walaupun aku tak dapat…..
Dan waktu itu,
Memasuki Gerbang Dharmais dan Rumah Sakit Aini
Mata tak bisa kaugunakan lagi
Tubuh tak berfungsi normal lagi
Pikiranmu tak menghasilkan karya lagi
Nam et ipsa scientia potestas est*: suatu ironi
Segala pengetahuan yang kaukumpulkan tak memiliki kekuatan lagi
Sampai pada Sabtu,
Ketika kau terbujur kaku
Di dalam keranda bulat itu
Meninggalkan aku,
Kami, mereka, dan Makara Abu-abu
Merenung termangu
Di Ujung Jalan itu…..
“Untuk mengenang wafatnya Dr. M. Djuhari Wirakartakusumah,
Hari Sabtu, 25 November 2000, dalam usia 49 tahun……”
*Knowledge is the power
No comments:
Post a Comment